Tanjabtim – Dalam upaya miskonsepsi praktik pembelajaran pada anak di pendidikan anak usia dini ke Sekolah Dasar yang menyenangkan, Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjabtim mengadakan Sosialisasi PAUD ke SD yang menyenangkan.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Ratu itu diikuti oleh segenap Kepala maupun Guru PAUD Formal (TK) dan Kepala maupun Guru PAUD Non Formal (KB), senin ( 27/11/23).
Ketua TP PKK Kabupaten Tanjabtim Hj. Wirdayanti, S.E dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa saat ini Kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada calistung dan dianggap satu-satunya bukti keberhasilan belajar. Sementara Kemampuan calistung dipahami dengan sempit dan dapat dibangun secara instan. Sementara itu Tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD dan patahan pembelajaran antara PAUD dan SD.
” Padahal membangun kemampuan pada anak perlu dilakukan secara bertahap dan dalam cara yang menyenangkan agar manfaat baik dari pembelajaran tercapai seperti anak merasa senang dalam belajar, Anak percaya bahwa dirinya pasti bisa asalkan mau berusaha, Anak mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain, Anak dapat merawat diri dan barang-barang yang menjadi tanggung jawab diri, Anak paham kata dan keterkaitannya dengan huruf serta bunyinya, Anak mampu menyimak dan dapat mengutarakan gagasan sederhana dan Anak paham objek ,” Ungkapnya.
Maka dari itu, lanjutnya, kita perlu mengakhiri miskonsepsi tentang pembelajaran mulai dari sekarang, seperti Transisi PAUD ke pendidikan dasar perlu berjalan dengan mulus, Fondasi dibangun secara holistik, Kemampuan literasi dan numerisasi dibangun secara bertahap dan Siap sekoah adalah proses, bukan hasil Gerakan transisi memerlukan keterlibatan semua pihak.
” setiap anak dapat mendapatkan kemudahan dalam bertransisi dari PAUD ke SD sehingga Peserta didik PAUD dapat terus melanjutkan prosesnya untuk mendapatkan kemampuan fondasi saat di SD/MI dan Peserta didik SD/MI yang tidak pernah mengikuti PAUD, tetap mendapatkan haknya untuk mendapatkan pembinaan kemampuan fondasi, sehingga memilki pijakan yang kuat untuk memperoleh pembelajaran selanjutnya,” Ulasnya
Untuk keterlaksanan proses transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, Sambung Holidi, maka satuan pendidikan perlu Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD/MI. Lalu dapat menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama 2 (dua) minggu pertama sekolah. Kemudian dapat menerapkan pembelajaran yang membangun 6 (enam) fondasi anak yang dibangun secara kontinyu dari PAUD hingga kelas 2 (dua) di SD.
Diharapkan dengan Kebijakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini dapat mencapai 3 terget perubahan pada tahun ajaran baru, antara lain melarang tes Baca, Tulis, Berhitung (CALISTUNG) saat penerimaan siswa baru Sekolah Dasar (SD). Lalu Menerapkan masa perkenalan untuk peserta didik baru sehingga lebih mudah beradaptasi serta merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan informasi tentang kebutuhan anak sesuia dengan rambu-rambu asesmen awal dan alat bantu pembelajaran pada 2 (dua) minggu pertama di awal tahun ajaran baruserta merancang pembelajaran yang menyenangkan. Kemudian Membangun kemaampuan fondasi dan menghimbau agar semua forum komunikasi gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenagkan di tigkat Kecamatan meengadakan sosialisasi dan disemininasi yang serupa.
” Advokasi ini penting dilakukan untuk mendorong suksesnya 6 aspek fondasi dasar yang perlu diasah dan diterapkan di PAUD dan SD Kelas Awal (Kelas 1 s.d Kelas 2). Kemampuan 6 fondasi ini dibentuk melalui kurikulum PAUD dan Kurikulum SD, antara lain mengenal nilai agama dan budi pekerti. Lalu Keterampilan sosial dan bahasa untuk interaktif. Kemudian Kematangan emosi untuk kegiatan di lingkungan belajar. Terus kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar seperti kepemilikan dasar literasi dan numerisasi. Lalu dapat mengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri dan Pemaknaan terhadap belajar yang positif ,” Terangnya.
Sehinga dengan cara yang tepat dan menyenangkan dan untuk kita sadari bahwa belajar bukanlah sebuah hasil namun sebuah proses yang membuahkan hasil. Inilah yang kita harapkan agar berubahnya paradigma lama dan ini adalah salah satu cara membuat peserta didik senang datang dan belajar di sekolah, nyaman dengan lingkungan sekitarnya, antusias dan cinta akan belajar.
” Kegiatan ini guna terwujudnya penerus bangsa yang sehat, penghayat pancasila dan ceria menuju Indonesia Emas 2045 ,” Tutupnya.(Red).